Tentang Desa Kalongan Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang


Gambar 1.1 Kecamatan Ungaran Timur




Aktivitas Perikanan


Salah satu aktivitas ekonomi di wilayah Desa Kalongan yaitu sektor perikanan. Perikanan di desa ini memiliki terbagi menjadi dua jenis yaitu lele dan nila. Hasil perikanan biasanya dijual atau dikonsumsi pribadi tergantung jumlah produksinya. Berikut ini merupakan hasil perikanan yang ada di Desa Kalongan:
Hasil Perikanan Desa Kalongan
No.
Dusun
RW
Hasil Panen
Jumlah
Presentase (%)
Lele
Nila
1
Dampu
I
10
0
10
0,4 %
2
Kajangan
II
650
37,5
687,5
28,3 %
3
Bandungan
III
225
12,5
237,5
9,8 %
4
Sipete
IV
50
0
50
2,1 %
5
Sigude
V
200
25
225
9,2  %
6
Bulu
VI
30
0
30
1,2 %
7
Mendiro
VII
105
0
105
4,3 %
8
Kalongan
VIII
700
0
700
28,8 %
9
Glepung
IX
200
0
200
8,2 %
10
Tompogunung
X
180
0
180
7,4%
11
Rejowinangun
XI
0
0
0
0,0%
12
Pringkurung
XII
0
0
0
0,0%
13
Ngaliyan
XIII
7,5
0
7,5
0,3%
Total
2357,5
75
2432,5
100%
Persentase
96,9 %
3,1%


Sumber: Hasil Analisis Kelompok Kerja Praktik Desa Kalongan, 2017
          Tabel hasil perikanan menunjukkan bahwa setiap dusun yang ada di Desa Kalongan memiliki jumlah produk ikan yang berbeda. Jumlah paling banyak terdapat di Dusun Kalongan, dengan jumlah 700 kg dan menyumbang 28,8% hasil perikanan. Walaupun begitu, Desa Kalongan tidak terlihat memiliki banyak kolam ikan, namun ternyata banyak masyarakat yang memeliha ikan di sawah. Dusun kajangan menjadi dusun kedua yang menghasilkan ikan yaitu 687,5 kg. Sedangkan dusun yang tidak menghasilkan ikan yaitu Dusun Rejowinangun dan Dusun Pringkurung. Produkasi ikan lele yaitu sebesar 2357,5 kg dan menyumbang 96,9 % hasil perikanan. Sedangkan produksi ikan nila sebesar 75 kg atau 3,1 %. Produksi ikan lele lebih banyak jika dibandingkan  dengan ikan nila, hal ini dikarenakan ikan lele lebih mudah dikembangkan dan bisa bertahan hidup walaupun dengan lingkungan/air yang kurang baik, oleh karena itu banyak masyarakat yang membudidayakannya.
Peta klasifikasi hasil perikanan menunjukkan klasifikasi hasil perikanan di Desa Kalongan terbagi menjadi 4 kategori (tidak ada, rendah, sedang, dan tinggi). Hasil perikanan tinggi berada di Dusun Kajangan dan Dusun Kalongan. Kategori sedang berada di Dusun Bandungan, Dusun tompogunung, Dusun Glepung, dan Dusun Sigude. Hasil perikanan rendah ada di Dusun Sipete dan Dusun Mendiro. Sedangkan dusun yang tidak menghasilkan ikan yaitu Dusun Bulu, Dusun Rejowinangun, Dusun Dampu, Dusun Pringkurung, dan Dusun Ngaliyan.
Aktivitas Perkebunan


Perkebunan yang ada di Desa Kalongan terbagi menjadi 4 jenis yaitu kelapa, kopi, kapuk, dan kakao. Berikut ini merupakan rincian hasil perkebunan Desa Kalongan:
No
Dusun
RW
Hasil Produksi Panen (ton)
Jumlah
Presentase (%)
Kelapa
Kopi
Kapuk
Kakao
1
Dampu
I
0,75
0,8
0,6
0
2,15
3,1%
2
Kajangan
II
7,5
0,8
0,30
0
8,6
12,5%
3
Bandungan
III
4,5
0
0
0,35
4,85
7,0%
4
Sipete
IV
3,75
0
0
0
3,75
5,4%
5
Sigude
V
3,75
0
0
0
3,75
5,4%
6
Bulu
VI
0,75
0
0
0
0,75
1,1%
7
Mendiro
VII
7,5
0
0
0
7,5
10,9%
8
Kalongan
VIII
7,5
2
0,9
0,35
10,75
15,6%
9
Glepung
IX
6,15
1,2
0,3
0
7,65
11,1%
10
Tompogunung
X
6,75
4
0
0
10,75
15,6%
11
Rejowinangun
XI
0
0,4
0,15
0
0,55
0,8%
12
Pringkurung
XII
0
0
0
0
0
0,0%
13
ngaliyan
XIII
3,75
1,2
3
0
7,95
11,5%
Total
52,65
10,4
5,25
0,7
69
100,0%
Persentase (%)
76,3%
15,1%
7,6%
1,0%


Sumber: Hasil Analisis Kelompok Kerja Praktik Desa Kalongan, 2017
Tabel hasil perkebunan menunjukkan bahwa setiap dusun yang ada di Desa Kalongan memiliki jumlah produksi panen yang berbeda. Jumlah paling banyak terdapat di Dusun Kalongan dan Dusun Tompogunung, dengan jumlah yang sama yaitu 10,75 ton dan menyumbang 15,6 % hasil perkebunan. Dilanjutkan Dusun Kajangan yang menyumbangkan 8,6 ton hasil perkebunan atau sekitar 12,5 %. Sedangkan dusun yang tidak memiliki hasil hasil perkebunan yaitu Dusun Pringkurung. Produksi tanaman kelapa paling menonjol apabila dibandingkan dengan tanaman yang lain, yaitu berjumlah 52,65 ton dan menumbang 76,3% hasil pertanian di Desa Kalongan. Hasil perkebunan selanjutnya yaitu kopi sebesar 10,4 ton atau 15,1% dan produksi tanaman kapuk sebesar 5,25 ton dan menyumbang 7,6%. Sedangkan produksi perkebunan paling sedikit adalah kakao yaitu sebesar 0,7 ton atau 1 %.
Peta klasifikasi hasil perkebunan menunjukkan klasifikasi hsil perkebunan di Desa Kalongan terbagi menjadi 4 kategori (tidak ada, rendah, sedang, dan tinggi). Hasil perkebunan tinggi berada di Dusun Kalongan dan Dusun Tompogunung. Kategori sedang berada di Dusun Kajangan, Dusun Ngaliyan, Dusun Glepung, Dusun Mendiro. Hasil perkebunan rendah ada di Dusun Bandungan, Dusun Sipete, dan Dusun Sigude. Sedangkan dusun yang tidak menghasilkan produk perkebunan yaitu Dusun Bulu, Dusun Rejowinangun, Dusun Dampu, dan Dusun Pringkurung.
Perkebunan menjadi sektor yang cukup penting dalam menyokong perekonomian di Desa Kalongan. Namun pada beberapa wilayah di Desa Kalongan masih terdapat lahan-lahan perkebunan yang tidak terurus dengan baik sehingga mempengaruhi hasil produksi perkebunan.
Aktivitas Pertanian
Pertanian yang ada di Desa Kalongan didukung dengan ketersedian lahan pertanian, sehingga dapat menunjang aktivitas tersebut. Hasil produksi pertanian memiliki beberapa  jenis tanaman yaitu tanaman padi, jagung, serta ubi kayu. Berikut ini rincian hasil pertanian Desa Kalongan:
Hasil Produksi Pertanian Desa Kalongan
No
Dusun
RW
Hasil Produksi Panen (ton)
Jumlah
Persentase (%)
Padi
Jagung
Ubi Kayu
1
Dampu
I
15,2
1
8
24,2
4,0%
2
Kajangan
II
44
10
24
78
12,8%
3
Bandungan
III
16
2
4,8
22,8
3,7%
4
Sipete
IV
36
0
2,4
38,4
6,3%
5
Sigude
V
24
0
16
40
6,6%
6
Bulu
VI
32
0
24
56
9,2%
7
Mendiro
VII
43,6
3
28
74,6
12,3%
8
Kalongan
VIII
64
15
40
119
19,6%
9
Glepung
IX
40
15
24
79
13,0%
10
Tompogunung
X
12
2,5
12
26,5
4,4%
11
Rejowinangun
XI
1,6
0
0
1,6
0,3%
12
Pringkurung
XII
2
0
0
2
0,3%
13
Ngaliyan
XIII
36
10
0
46
7,6%
Total
366,4
58,5
183,2
608,1
100%
Persentase (%)
60,3%
9,6%
30,1%


Sumber: Hasil Analisi Kelompok Kerja Praktik Desa Kalongan, 2017
Tabel hasil produksi pertanian menunjukkan bahwa setiap dusun yang ada di Desa Kalongan memiliki jumlah produksi panen yang berbeda. Jumlah produksi pertanian paling banyak terdapat di Dusun Kalongan, dengan jumlah yaitu 119 ton dan menyumbang 19,6% hasil pertanian. Sedangkan dusun yang memiliki hasil pertanian paling sedikit yaitu Dusun Rejowinangun yaitu sebesar 1,6 ton atau sekitar 0,3%.
Produksi tanaman padi paling menonjol apabila dibandingkan dengan tanaman yang lain, yaitu berjumlah 366,4 ton dan menyumbang 60,3% hasil pertanian di Desa kalongan. Hasil pertanian selanjutnya yaitu ubi kayu sebesar 183,2 ton atau 30,1% dan produksi tanaman jagung sebesar 58,5 ton dan menyumbang 9,6%.
Peta klasifikasi hasil pertanian menunjukkan hasil pertanian di Desa Kalongan terbagi menjadi 3 kategori (rendah, sedang, dan tinggi). Hasil pertanian tinggi berada di Dusun Kalongan, Dusun Kajangan, Dusun Glepung, dan Dusun Mendiro. Kategori sedang berada di Dusun Bulu, Dusun Ngaliyan, Dusun Sipete, Dusun Sigude. Hasil pertanian rendah ada di Dusun Bandungan, Dusun Dampu, Dusun Pringkurung, Dusun Rejowinangun, dan Dusun Tompogunung.
Sektor pertanian di Desa Kalongan menjadi salah satu sektor yang mendukung perekonomian desa dan lebih berpotensi apabila dibandingkan dengan sektor yang lain. Tanaman padi menjadi hasil produksi pertanian yang paling mendominasi. Hal ini juga dipengaruhi oleh ketersediaan lahan pertanian yang luas sehingga hasil pertanian yang diproduksi cukup besar. Hasil pertanian yang besar menjadi salah satu potensi Desa Kalongan yang layak dikembangkan.
Aktivitas Peternakan
Desa Kalongan meliki aktivitas peternakan, hampir setiap rumah yang ada di desa ini memiliki ternak walaupun hanya untuk dikonsumsi pribadi. Jenis ternak yang ada terbagi menjadi 3 jenis yaitu ayam, kambing, dan sapi. Berikut ini hasil ternak di Desa Kalongan:
Hasil Ternak Desa Kalongan
No
Dusun
RW
Jenis Ternak
Jumlah (ekor)
Persentase (%)
Ayam
Kambing
Sapi
1
Dampu
I
476
84
30
590
7%
2
Kajangan
II
868
75
25
968
12%
3
Bandungan
III
568
60
17
645
8%
4
Sipete
IV
244
125
27
396
5%
5
Sigude
V
144
140
23
307
4%
6
Bulu
VI
614
65
21
700
9%
7
Mendiro
VII
604
67
16
687
9%
8
Kalongan
VIII
964
78
20
1062
13%
9
Glepung
IX
598
85
17
700
9%
10
Tompogunung
X
674
80
30
784
10%
11
Rejowinangun
XI
320
45
15
380
5%
12
Pringkurung
XII
182
76
30
288
4%
13
Ngaliyan
XIII
506
10
0
516
6%
Total
6762
990
271
8023
100%
Persentase (%)
84,3%
12,3%
3,4%


Sumber: Hasil Analisi Kelompok Kerja Praktik Desa Kalongan, 2017
Tabel hasil ternak menunjukkan bahwa setiap dusun yang ada di Desa Kalongan memiliki jumlah ternak yang berbeda. Jumlah hewan ternak paling banyak terdapat di Dusun Kalongan, dengan jumlah yaitu 1.062 ekor dan menyumbang 13% hasil ternak. Sedangkan dusun yang memiliki hasil ternak paling sedikit yaitu Dusun Pringkurung yaitu sebesar 288 ekor atau sekitar 4 %. Hewan ternak yang paling menonjol bila dibandingkan dengan ternak yang lain yaitu ayam dengan julah 6.762 ekor atau 84,3%. Hasil hewan ternak kambing berjumlah 990 ekor dan menymbang 12,3% hasil peternakan di Desa Kalongan. Hasil ternak selanjutnya yaitu sapi sebesar 271 ekor atau 3,4 %.
Peta klasifikasi hasil ternak tersebut menunjukkan klasifikasi hasil hewan ternak Desa Kalongan terbagi menjadi 3 kategori (rendah, sedang, dan tinggi). Hasil peternakan tinggi berada di Dusun Kajangan dan Dusun Kalongan. Kategori sedang berada di Dusun Bandungan, Dusun Tompogunung, Dusun Glepung, Dusun Mendiro, Dusun Bulu. Hasil peternakan rendah ada di Dusun Sipete, Dusun Sigude, Dusun Ngaliyan, dan Dusun Pringkurung.
Aktivitas UMKM
Perekonomian di Desa Kalongan salah sagtunya ditunjang dari adanya UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)yang mulai banyak diminati oleh masyarakat karena bisa menambah pemasukan bagi keluarga. UMKM tersebut adalah industri makanan, industri mebel, industri batako. Dan industri pembuatan keset. Berikut adalah tabel industri di Desa Kalongan yang dirinci perdusun.
Jumlah UMKM Berdasarkan Jenisnya Tahun 2017
No
Dusun
Nama Industri
Tahun Berdiri
Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah Produksi
Bahan Baku
Distribusi
Transportasi
1.
Dampu
Kerupuk Intip
2015
2
100 bungkus
Nasi
Toko di Desa Kalongan
Pribadi
2.
Kajangan
Tahu
2013
10
50 kotak
kedelai
Pasar
Pick up
3.
Bandungan
Pakaian
2007
2
3 baju
kain
Kcamatan Bergas dan sekitarnya
Pribadi
4.
Sipete
-
-
-
-
-
-
-
5.
Sigude
-
-
-
-
-
-
-
6.
Bulu
Mebel
1990
5
2 set
Kayu jati, kayu mahoni, Kayu Akasia
Solo, Gunungpati, Kalongan
Pick up
7.
Mendiro
Keripik
2010
4
100 bungkus
Pisang, Talas, SIngkong
Toko-toko
Motor


Kulit Lunpia
2016
9
50 bungkus
Tepung terigu
Pasar Johar,  Pasar Ambarawa, Pasar Ungaran
Motor


Keset
2015
1
5 keset
Kain
Sekitaran Desa Kalongan dan Mranggen
Motor
8
Kalongan
Meubel
-
3
7 kubik kayu
Kayu Glondongan
Toko Mebel Sekitar Kalongan
Mobil Sewa
9
Glepung
Batako
2016
1
200-250 batako
Pasir, Semen, Air
Sekitaran Desa Kalongan
Mobil Pribadi
10
Tompogunung
-
-
-
-
-
-
-
11
Rejowinangan
-
-
-
-
-
-
-
12
Pringkurung
-
-
-
-
-
-
-
13
Ngaliyan
Batako
2012
1
200-250 batako
Pasir Muntilan, Semen, Air
Sekitaran Desa Kalongan
Mobil Pribadi

Dari tabel tentang jumlah UMKM berdasarkan jenisnya, dapat dilihat bahwa ada dusun yang memiliki industri dan ada dusun yang tidak memiliki industri. Dusun yang memiliki industri berjumlah delapan dusun, dusun-dusun tersebut adalah Dusun Dampu, Kajangan, Bandungan, Bulu, Mendiro, Kalongan, Glepung, dan Ngaliyan. Dan dusun yang tidak mempunyai industri adalah Dusun Sipete, Sigude, Tompogunung, dan Pringkurung.
Industri makanan memiliki banyak macam dan jenisnya, baik dalam bentuk makanan basah maupun makanan kering yang nantinya akan dipasarkan ke toko-toko atau pasar-pasar yang bisa menampung makanan-makanan tersebut. Industri makanan-makanan tersebut antara lain industri pembuatan aneka kripik (kripik singkong, talas, dan pisang), pembuatan kulit lumpia, tahu, dan kerupuk intip. Selain industri makanan juga ada industri pembuatan mebel, pembuatan batako, pembuatan keset, pembuatan pakaian.
Keberadaan UMKM DI Desa Kalongan memiliki pengaruh tersendiri bagi masyarakat, karena dengan adanya Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang mereka punya, bisa menambah pendapatan sehari-harinya. Dengan usaha tersebut, masyarakat menjadi lebih sejahtera dan hanya tidak bergantung pada pendapatan mata pencaharian yang utama. Kemudian dengan adanya beberapa usaha tersebut masyarakat menjadi lebih kreatif dan memiliki etos kerja yang tinggi demi untuk menakahi keluarganya. Usaha Kecil dan Menengah diharapkan bisa menjadi solusi untuk mengurangi angka kemiskinan di Desa Kalongan. Dengan adanya UMKM, perekonomian Desa Kalongan juga menjadi lebih berkembang.
Bahaya Geologi Angin Ribut
          Bahaya geologi yang ditandai dengan angin yang lebat dan berbahaya ini dapat mengakibatkan kerusakan jika terjadi sec ara besar dan kenc ang.  Berikut ini tabel luas dan presentase bahaya geologi angin ribut di Desa Kalongan.
No
Bahaya Geologi
Luas (Ha)
Persen (%)
1
Rawan Bencana Angin Ribut
55-84
6-47
2
Tidak Rawan Angin Ribut
807-16
93-53

Jumlah
863
100

Berdasarkan  tabel  luas dan presentase bahaya geologi angin ribut dapat diketahui bahwa angin ribut yang terjadi di Desa Kalongan. Desa Kalongan memiliki luas bahaya geologi angin ribut yang tidak menyebar ke seluruh desa. Bahaya geologi angin ribut di Desa Kalngan memiliki luas sebanyak 55,84 ha sedangkan daerah yang tidak rawan bahaya geologi angin ribut sebanyak 807,16 ha. Presentase daerah yang mengalami bahaya geologi angin ribut sebanyak 6,47% dan presentase daerah yang tidak mengalami bahaya geologi angin ribut sebanyak 93,53%. Dengan demikian bahaya geologi angin ribut terjadi di sebagian kecil Desa Kalongan.

 Angin ribut y ang ada di Desa Kalongan lebih tepatny a di dusun Topogunung.  Dusun Topogunung Desa Kalongan juga termasuk dalam klasifikasi rendah dalam mengalami bahaya geologi berupa angin ribut ini. Meskipun sudah lama tidak terjadi namun bahaya angin ribut masih berpotensi terjadi di wilayah ini sehingga Dusun Topogunung dan dusun-dusun sekitarny a merupakan dusun y ang juga bisa terjadi potensi
angin ribut Dusun topogunung.

Bahaya Geologi Banjir
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya. Berikut merupakan tabel luas dan persentase bahaya geologi banjir di Desa Kalongan.

Luas dan Presentase Bahaya Geologi Banjir

No
Bahaya Geologi
Luas (ha)
Persen (%)
1
Rawan Bencana Banjir
140.84
16.32
2
Tidak Rawan Banjir
722.16
83.68

Jumlah
863
100

Berdasarkan tabel luas dan presentase bahaya geologi banjr, Desa Kalongan memiliki luas bahaya geologi banjir yang tidak menyebar ke seluruh desa. Bahaya geologi banjir di Desa Kalongan memiliki luas sebanyak 140,84 ha sedangkan daerah yang tidak rawan bahaya geologi banjir ribut sebanyak 722,16 ha dengan jumlah luas daerah Kalongan sebanyak 863 ha. Persentase daerah yang mengalami bahaya geologi banjir sebanyak 16,32% dan persrntase daerah yang tidak mengalami bahaya geologi banjir sebanyak 83,68%. Dengan demikian bahaya geologi banjir terjadi di sebagian kecil Desa Kalongan.
Banjir bencana yang sering terjadi pada kelerengan yang rendah. Dusun rawan bencana merupakan kawasan yang sering atau dusun yang memiliki potensi mengalami bencana berupa banjir. Banjir biasanya terjadi di Dusun Sipete dan Dusun Kalongan banjir di dusun ini biasanya terjadi secara rutin setiap musim hujan dan air menggenang lebih dari 6 jam saat hujan turun dalam keadaan normal.
Bahaya Geologi Longsor
Tanah Longsor adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Longsor disebabkan oleh dua aktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut.
Luas dan Persentase Bahaya Geologi Longsor
No
Bahaya Geologi
Luas (ha)
Persen (%)
1
Rawan Bencana Longsor
8,2
0,95
2
Tidak Rawan Longsor
854,8
99,05

Jumlah
863
100

Berdasarkan tabel luas dan persentase bahaya geologi longsor, Desa Kalongan memiliki luas bahaya geologi longsor yang tidak menyebar ke seluruh desa. Bahaya geologi longsor di Desa Kalongan memiliki luas sebanyak 8,2 ha sedangkan daerah yang tidak rawan bahaya geologi longsor ribut sebanyak 854,8 ha dengan jumlah luas daerah Kalongan sebanyak 863 ha. Persentase daerah yang mengalami bahaya geologi longsor sebanyak 0,95% dan persentase daerah yang tidak mengalami bahaya geologi longsor sebanyak 99,05%. Dengan demikian bahaya geologi longsor terjadi di sebagian kecil Desa Kalongan.
Berdasarkan gambar peta rawan bencana tanah longsor di Desa Kalongan, dusun yang berpotensi atau dusun yang sering terjadi tanah longsor adalah Dusun Dampu, dan Dusun Topogunung,namun bencana geologi longsor terjadi di titik-titik lokasi tertentu dari dusun-dusun tersebut.
Hidrogeologi
Hidrogeologi merupakan ilmu yang mempelajari pergerakan, distribusi, dan kualitas air di muka bumi. Kondisi hidrologi dapat dilihat dari potensi air tanah dan keberadaan permukaan air di satu daerah tidak sama. Hal ini disebabkan kondisi lahan setiap daerah berbeda-beda. Perbedaan ini yang menyebabkan keberagaman dalam potensi sumber daya alam dan potensi kebencanaan alam, sehingga pengembangan sumber daya alam daerah harus memperhatikan potensi-potensi alam tersebut. Kekeliruan pengembangan sumber daya alam selain berdampak pada degredasi sumber daya alam bersangkutan juga dalam memicu terjadinya bencana alam yang berakibat sangat merugikan.
Desa Kalongan mempunyai jenis hidrogeologi akuifer Produktif kecil yang dimana artinya adalah akuifer dengan jenis ini memiliki keterusan yang beragam, muka air tanah umumnya dalam. Masyarakat desa Kalongan pada umumnya masih menggunakan air sumur. Masyarakat Desa Kalongan mengandalkan sumur dikarenakan belum meratanya air PAM, kemudian untuk masyarakat di daerah pedalaman dan perekonomian dibawah rata-rata masih enggan menggunakan PDAM karena biaya yang cukup tinggi sehingga mereka menggunakan air sumur.
Jenis tanah


Tanah merupakan material hasil pelapukan dari batuan di bagian permukaan bumi, mempunyai sifat-sifat tertentu sesuai dengan batuan induknya. Faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan tanah adalah iklim, topografi, batuan induk, waktu, aktivitas organik (Nugroho, 2008). Tanah (soil) merupakan lapisan teratas dari bumi. Tanah sangat penting bagi manusia karena kehidupan manusia berada diatasnya. Tanah terbentuk dari bebatuan yang mengalami pelapukan. Proses pelapukan ini terjadi dalam waktu yang lama hingga ratusan tahun. Pelapukan batuan menjadi tanah juga dibantu dengan beberapa mikroorganisme, perubahan suhu dan air. Jenis tanah dari satu daerah dengan daerah lainnya berbeda tergantung dari komponen yang ada di dalam daerah tersebut. Komponen yang ada di dalam tanah yang baik untuk tanaman adalah tanah yang mengandung mineral sebanyak 50% bahan organik sebanyak 5%  dan air sebanyak 25%. Pengaruh letak astronomis dan geografis di Indonesia sangat penting dalam membentuk berbagai macam tanah atau jenis-jenis tanah.
No
Jenis Tanah
Luas (ha)
Persen(%)
1
Litosol Merah Kuning dan Coklat Tua
582
67.44
2
Mediteran Coklat Tua
281
32.56

Jumlah
863
100

Jenis tanah latosol merah kuning dan coklat tua mempunyai luasan sebanyak 582 ha dan luas tanah yang berjenis tanah mediteran coklat tua seluas 281 ha. Dengan demikian di desa Kalongan didominasi oleh jenis tanah litosol merah kuning dan coklat tua dengan persentase 67,44 sedangkan jenis tanah mediteran coklat tua mempunyai  persentase sebanyak 32,56%
Jenis tanah yang berada di Desa Kalongan kecamatan Ungaran Timur ada dua macam jenis tanah. Jenis tanah tersebut adalah jenis tanah latosol merah kuning dan coklat tua dan jenis tanah mediteran coklat tua.
Jenis tanah latosol merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan dan merupakan tanah yang masih muda. Terbentuk dari adanya perubahan iklim, topografi, dan adanya vulkanisme. Untuk mengembangkan tanah ini harus dilakukan dengan cara menanam pohon supaya mendapatkan mineral dan unsur harayang cukup. Tekstur tanah latosol bermacam-macam ada yang lembgut, bebatuan bahkan berpasir. Jenis tanah latosol coklat tua yang memiliki tekstur lempung dan memiliki solum horizon yang mana tanah ini tidak terlalu subur karena mengandung zat besi dan alumunium. Tanah latosol merupakan tanah yang sesuai untuk perkebunan seperti kakao, tembakau, panili, dan tebu. Biasanya terdapat pada daerah yang memiliki tingkat kecuraman yang tinggi. Sedangkan tanah mediteran atau tanah alfisol adalah tanah yang bahan induknya berupa batuan beku yang berkapur yang banyak mengandung karbonat.  Ciri tanah mediteran antara lain warnanya abu-abu. Tanah mediteran banyak mengandung alumunium, besi, air dan bahan organik sehingga termasuk tanah subur. Tanah mediteran memiliki kegunaan untuk pertanian, tegalan dan hutan jati.
Kependudukan
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan. Berikut merupakan tabel jumlah penduduk menurut jenis kelamin Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Timur:
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Desa Kalongan
No
Nama Dusun
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Persentase
1
Dampu
392
387
779
6,9
2
Kajangan
762
777
1539
13.7
3
Bandungan
505
531
1036
9.2
4
Sipete
204
186
390
3,5
5
Sigude
130
128
258
2.3
6
Bulu
522
531
1053
9.4
7
Mendiro
487
513
1000
8.9
8
Kalongan
775
715
1490
13.3
9
Glepung
503
487
990
8.8
10
Topogunung
468
535
1003
8.9
11
Rejowinangun
309
277
586
5.2
12
Pringkurung
149
156
305
2.7
13
Ngaliyan
387
393
780
7.0

Jumlah
5593
5616
11209
100

Presentase%
49.9
50.1
100


Tabel jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Desa Kalongan menunjukkan bahwa penduduk berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 5616 jiwa atau setara dengan 50,1%. Jumlah tersebut lebih banyak apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah 5593 jiwa atau setara dengan 49,9%. Penduduk dengan jumlah paling banyak berada di dusun Kajangan yaitu sebesar  1539 jiwa atau 13,7% sedangkan penduduk dengan jumlah paling sedikit berada di dusun Sigude yaitu 258 jiwa atau sebesar 2,3%
Kepadatan penduduk dapat digunakan untuk menilai persebaran penduduk di suatu wilayah. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dengan kondisi wilayah yang tidak luas, maka tingkat kepadatan penduduk semakin tinggi. Kepadatan penduduk yang diperoleh dari perhitungan jumlah penduduk dibagi dengan luas wilayah. Berikut merupakan tabel kepadatan penduduk tahun 2016 di Desa Kalongan.
Kepadatan Penduduk Desa Kalongan
No
Nama Dusun
Luas Lahan (ha)
Jumlah Penduduk
Penduduk (Jiwa/Ha)
Kepadatan Penduduk (%)
1
Dampu
41,83
779
18,62
10,7
2
Kajangan
95,25
1539
16,16
9,3
3
Bandungan
49,93
1036
20,75
11,9
4
Sipete
45,59
390
8,55
4,9
5
Sigude
26,35
258
9,79
5,6
6
Bulu
52,39
1053
20,10
11,5
7
Mendiro
93,82
1000
10,66
6,1
8
Kalongan
107,09
1490
13,91
8,0
9
Glepung
85,97
990
11,52
6,6
10
Topogunung
55,84
1003
17,96
10,3
11
Rejowinangun
56,51
586
10,37
5.9
12
Pringkurung
91,21
305
3,34
1,9
13
Ngaliyan
61,52
780
12,68
7.3

Jumlah
863,3
11209
174,41
100

Berdasarkan tabel kepadatan penduduk di Desa kalongan tahun 2016 terlihat bahwa kepadatan penduduk yang paling tinggi terdapat di dusun Bandungan dengan jumlah 20,75 jiwa/Ha atau sekitar 11,9%. Sedangkan untuk kepadatan penduduk terendah terdapat di Dusun Pringkurung dengan jumlah 12,68 jiwa/Ha atau sekitar 7,3%
Keterpusatan Aktivitas
Sistem aktivitas di suatu daerah pasti memiliki pusat tertentu sehingga jenis aktivitas di daerah tersebut dapat dikenali dengan mudah. Aktivitas di Desa Kalongan meliputi aktivitas pertanian, perkebunan, peternakan, permukiman, dll. Berikut ini merupakan peta pusat aktivitas di Desa Kalongan.

Sistem aktivitas yang ada di Desa Kalongan dibagi menjadi tiga jenis yaitu keterpusatan aktivitas tinggi, sedang dan rendah. Aktivitas tinggi berpusat pada Dusun Kajangan dan Dusun Kalongan. Dimana di Dusun Kajangan tedapat banyak aktivitas perdagangan apabila dbandingkan dengan dusun lainnya. Dusun Kajangan juga berada tepat di tengah wilayah Desa Kalongan sehingga sangat strategis dan mudah dijangkau dari berbagai dusun disekitarnya. Selain itu, kantor kepala desa juga berada di dusun tersebut sehingga menambah aktivitas yang ada di dusun Kajangan. Aktvitas sedang berada di Dusun Dampu, Dusun Bandungan, Dusun Pringkurung, Dusun Tompogunung, Dusun Ngaliyan, Dusun Glepung, Dusun Mendiro, Dusun Bulu. Aktivitas sedang di Desa Kalongan rata-rata meliputi aktivitas pemukiman dengan sarana prasarana yang cukup memadai. Sedangkan aktivitas rendah terdapat di Dusun Sipete dan Dusun Sigude. Aktivitas rendah di Desa Kalongan meliputi aktivitas permukiman dengan sarana prasarana yang kurang memadai, seperti jaringan jalan yang masih rusak.

Komentar

Postingan Populer